Logam Tanah Jarang, Ternyata Tidak Jarang

IMMG ITB
4 min readFeb 8, 2021

--

Pengertian

Logam tanah jarang (LTJ) atau rare earth element (REE) adalah kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik, terdiri atas 15 lantanida (lanthanum, cerium, praseodymium, neodymium, promethium, samarium, europium, gadolinium, terbium, dysprosium, holmium, erbium, thulium, ytterbium, and lutetium) ditambah skandium dan yttrium. Skandium dan yttrium dianggap sebagai logam tanah jarang karena sering ditemukan pada deposit-deposit bijih lantanida dan memiliki karakteristik kimia yang mirip dengan lantanida.

Fig.1 Scandium

Meskipun namanya logam tanah jarang, tetapi logam-logam ini cukup melimpah jumlahnya di kerak bumi, dengan serium (Ce) sebagai unsur paling melimpah ke-25 dengan 68 ppm (mirip tembaga). Meski begitu, karena karakteristik geokimianya, logam tanah jarang ditemukan pada kondisi sangat tersebar dan jarang ditemukan dalam jumlah yang banyak, sehingga kurang ekonomis. Sumber-sumber deposit logam tanah jarang yang banyak dan bernilai ekonomis biasanya menyatu menjadi mineral tanah jarang.

Pemanfaatan Logam Tanah Jarang

Logam tanah jarang dan paduan yang mengandungnya banyak diaplikasikan pada perangkat yang biasa ditemukan seperti memori komputer, DVD, baterai isi ulang, ponsel, konverter katalitik, magnet, lampu fluoresen, dan banyak lagi. Banyak baterai isi ulang dibuat dengan senyawa tanah jarang. Permintaan baterai didorong oleh permintaan perangkat elektronik portabel seperti ponsel, komputer portabel, dan kamera. Sejumlah senyawa tanah jarang terdapat di dalam baterai untuk memberikan daya pada setiap kendaraan listrik dan kendaraan listrik hibrida. Penjualan baterai yang dibuat dengan senyawa logam tanah jarang akan meningkat seiring dengan permintaan kendaraan listrik dan hibrida yang juga akan naik lebih cepat.

Fig.2 Pemanfaatan Logam Tanah Jarang

Unsur logam tanah jarang memegang peranan penting dalam alat pertahanan negara. Militer menggunakannya sebagai bahan untuk kacamata penglihatan malam, senjata, peralatan komunikasi, peralatan GPS, baterai, dan peralatan lainnya. Logam tanah jarang adalah bahan utama untuk membuat paduan yang sangat keras yang digunakan pada kendaraan lapis baja dan proyektil yang pecah saat terkena benturan.

Fig. 3 Optical Lens Night Vision Google Mengandung Terbium, Erbium, dan Gadolinium

Kondisi Pasar Logam Tanah Jarang di Dunia dan Indonesia

Produsen logam tanah jarang terbesar di dunia adalah Tiongkok dengan kapasitas 105.000 ton pada tahun 2017 yang merupakan 80,76% produksi dunia. Tiongkok mulai memproduksi oksida logam tanah jarang dalam jumlah besar pada awal 1980-an dan menjadi produsen terkemuka dunia pada awal 1990-an. Sepanjang tahun 1990-an dan awal 2000-an, Tiongkok terus memperkuat cengkeramannya di pasar oksida logam tanah jarang dunia. Mereka menjual logam tanah jarang dengan harga yang sangat rendah sehingga Tambang Mountain Pass dan banyak lainnya di seluruh dunia tidak dapat bersaing dan menghentikan operasinya.

Fig. 4 Produksi Logam Tanah Jarang

Dominasi Tiongkok mungkin telah mencapai puncaknya pada tahun 2010 ketika mereka mengendalikan sekitar 95% produksi logam tanah jarang di dunia, dan harga banyak oksida tanah jarang telah meningkat lebih dari 500% hanya dalam beberapa tahun. Hal ini yang menyebabkan kebangkitan bagi penambang dan konsumen logam tanah jarang di seluruh dunia. Perusahaan pertambangan di Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan negara lain mulai mengevaluasi kembali prospek logam tanah jarang yang lama dan mencari prospek baru.

Berbeda dengan Tiongkok, pengembangan logam tanah jarang di Indonesia masih dalam tahap penelitian keberadaan LTJ. Pihak Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa kegiatan penelitian akan keberadaan Logam Tanah Jarang sudah gencar dilakukan sejak lima tahun terakhir ini. Penelitian itu meliputi pemetaan sebaran Logam Tanah Jarang serta penghitungan besaran potensi dari keberadaan material tersebut.

Selama ini pihak Badan Geologi Kementerian ESDM rutin melakukan pengkajian atau prospeksi untuk menemukan indikasi sumber daya hipotesis Logam Tanah Jarang. Sejauh ini pihaknya sudah melakukan kegiatan eksplorasi di 20 wilayah yang tersebar di Indonesia. Hasilnya, untuk hitungan per tahun 2019, sumber daya hipotesis di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi sudah bisa dipetakan.

Fig. 5 Persebaran Logam Tanah Jarang di Indonesi

Diketahui untuk wilayah Pulau Sumatera sumber daya hipotetik mencapai 23 juta ton untuk tipe endapan Logam Tanah Jarang Laterit dan 5 juta ton tipe tailings. Sementara untuk wilayah Kalimantan, sumber daya hipotetik tipe tailings diketahui sebesar 7 juta ton lalu di wilayah Sulawesi sebesar 1,5 juta ton untuk tipe Laterit.

Dari besaran jumlah tersebut, semuanya masih dalam bentuk hipotetik dan tereka. Oleh karena itu dibutuhkan eksplorasi lebih lanjut nantinya. Agar bisa berjalan lancar, Badan Geologi Kementerian ESDM berharap akan adanya kerangka regulasi mulai dari Kementerian ESDM sampai di pengolahan hilir. Untuk saat ini proses yang ada masih mengikuti izin usaha pertambangan (IUP) komoditas mineral induk.

DAFTAR PUSTAKA

https://geology.com/articles/rare-earth-elements/

http://www.libertystaruranium.com/2013/08/07/about-rare-earth-elements-jim-briscoe/

https://id.wikipedia.org/wiki/Logam_tanah_jarang

https://en.wikipedia.org/wiki/Scandium

https://www.statista.com/statistics/604345/distribution-of-rare-earth-element-production-worldwide-by-country/

https://geologi.esdm.go.id/assets/media/content/content-potensi-logam-tanah-jarang-di-indonesia.pdf

https://www.sciencedirect.com/topics/earth-and-planetary-sciences/rare-earth-element#:~:text=The%20rare%20earth%20elements%20(REE)%20are%20a%20group%20of%2017,magnets%2C%20catalysts%2C%20batteries).

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fnightvisionexperts.com%2Fproducts%2Fgsci-pvs-31c-dual-tube-gen3-night-vision-goggles-exportable-and-itar-free&psig=AOvVaw1dU4Zh32FKMUilRs3juMTn&ust=1612235926762000&source=images&cd=vfe&ved=0CAIQjRxqFwoTCICjhs3fx-4CFQAAAAAdAAAAABAD

--

--

IMMG ITB
IMMG ITB

Written by IMMG ITB

Ikatan Mahasiswa Metalurgi - Institut Teknologi Bandung

No responses yet